infodkj.com, BANDAR LAMPUNG — Cuaca ekstrem berupa angin kencang dan puting beliung yang melanda sejumlah wilayah di Lampung telah menyebabkan kerusakan puluhan rumah. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Lampung mengingatkan warga agar waspada dan mempersiapkan langkah mitigasi untuk mengurangi risiko bencana.
BMKG Lampung memperkirakan hujan lebat disertai petir dan angin kencang masih akan terjadi merata di 15 kabupaten/kota selama tiga hari ke depan. Menurut Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Radin Inten II Lampung Selatan, Rudi Hariyanto, fenomena ini dipicu oleh peralihan musim serta aktivitas Gelombang Rossby dan Kelvin yang mendorong pembentukan awan hujan secara cepat.
“Cuaca ekstrem ini terkait dengan peralihan musim dan aktivitas atmosfer yang memicu pembentukan awan hujan dalam waktu singkat. Salah satu tanda awal puting beliung adalah munculnya awan kumulonimbus yang gelap dan pekat,” jelas Rudi, Selasa (5/11/2024), dikutip Kompas.
Ia menambahkan bahwa puting beliung dapat dikenali dari tanda-tanda seperti langit mendadak gelap dan peningkatan angin yang tiba-tiba, sering kali disertai arah angin yang tidak menentu.
Dampak Puting Beliung di Lampung
Beberapa daerah di Lampung sudah mengalami dampak dari angin kencang dan puting beliung. Pada Sabtu (2/11/2024), puting beliung merusak sedikitnya 80 rumah di Kabupaten Lampung Tengah. Kasus lain terjadi di Lampung Timur dan Lampung Selatan, di mana belasan rumah rusak akibat angin kencang. Terbaru, pada Senin (4/11/2024), puting beliung juga menghantam tiga desa di Kecamatan Sukoharjo, Pringsewu, dan mengakibatkan kerusakan parah pada empat rumah warga.
Langkah Mitigasi yang Perlu Dipersiapkan
Wahyu Hidayat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lampung menegaskan pentingnya mitigasi bencana, mengingat puting beliung sering terjadi secara tiba-tiba dengan waktu singkat, sekitar 5-10 menit. Masyarakat diminta waspada dan segera menyelamatkan diri ketika tanda-tanda angin kencang muncul.
“Jika berada di dalam ruangan, tutup semua pintu dan jendela dengan rapat, matikan aliran listrik, dan cari tempat aman jauh dari pintu atau jendela,” kata Wahyu. Ia juga menyarankan, jika berada di luar ruangan, warga harus menjauhi tiang listrik, papan reklame, pohon tinggi, atau area yang berpotensi roboh.
Wahyu menambahkan bahwa masyarakat perlu lebih sadar akan risiko bencana dengan memperhatikan peringatan BMKG dan melakukan langkah preventif. Misalnya, memangkas ranting pohon besar, menghindari parkir di bawah pohon, serta memastikan atap rumah terbuat dari material yang kuat.
Ia mengingatkan, untuk menghindari bepergian jika kondisi langit menunjukkan awan gelap dan pekat. “Kesadaran akan bencana sangat penting, karena setiap orang hanya punya waktu singkat untuk mengamankan diri saat cuaca ekstrem terjadi,” pungkas Wahyu. (HBL)