infodkj.com, Flores | Rabu, 6 November 2024
Aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur meningkat drastis hingga mencapai status Awas (Level IV) sejak tanggal 3 November 2024 pukul 24.00 WITA. Gunung berapi kembar yang terdiri dari Gunung Lewotobi Laki-Laki dan Gunung Lewotobi Perempuan ini mulai menunjukkan peningkatan aktivitas sejak akhir Oktober 2024.
Berdasarkan pengamatan visual dan instrumental yang dilakukan pada periode 23 Oktober hingga 3 November 2024, terlihat peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan, khususnya di Gunung Lewotobi Laki-Laki. Akibat situasi yang semakin memburuk, pemerintah memutuskan untuk menaikkan status menjadi Level IV (Awas), menandakan kondisi gunung tersebut dalam bahaya besar.
Situasi Terkini
Dalam upaya untuk melindungi keselamatan warga, pemerintah telah mengeluarkan imbauan agar masyarakat menjauh dalam radius 7 km dari puncak Gunung Lewotobi Laki-Laki. Dampak langsung dari erupsi ini memaksa sekitar 10.295 warga dari beberapa desa di Kabupaten Flores Timur untuk mengungsi.
Para pengungsi tersebar di beberapa lokasi, seperti gedung-gedung umum, rumah saudara, dan kebun-kebun di sekitar wilayah terdampak. Aktivitas perekonomian terhenti total, dan sejumlah fasilitas umum seperti bandara masih belum dibuka. Hingga saat ini, jumlah pengungsi mencapai 2.472 jiwa.
Lokasi Terdampak
Sebanyak 14 desa di tiga kecamatan terdampak langsung oleh erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, antara lain:
● Kecamatan Wulanggitang: Desa Pululera, Nawokote, Hokeng Jaya, Klatanlo, Boru, Boru Kedang.
● Kecamatan Ile Bura: Desa Dulipali, Nobo, Nurabelen, Riang Rita.
● Kecamatan Titehena: Desa Konga, Kobasoma, Bokang Wolomatang, Watowara.
Korban Jiwa dan Luka-Luka
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki telah menelan korban jiwa sebanyak 9 orang, termasuk beberapa warga Desa Klatanlo yang menjadi korban langsung letusan. Selain itu, 64 orang dilaporkan mengalami luka-luka, dengan rincian 1 orang dalam kondisi kritis, 31 luka berat, dan 32 luka ringan.
Berikut adalah daftar korban meninggal dunia:
1. Kanisius Laga Lajar (60 tahun) – Desa Klatanlo
2. Agustina Luo Luon (59 tahun) – Desa Klatanlo
3. Paskalis Goe Lajar (27 tahun) – Desa Klatanlo
4. Andreas Baha Lajar (19 tahun) – Desa Klatanlo
5. Theresia Toja (20 tahun) – Desa Klatanlo
6. Yohanes Baha Buto Lajar (4 tahun) – Desa Klatanlo
7. Yohanes Kian Witin (22 tahun) – Desa Klatanlo
8. Yosepina Wole Kedang (70 tahun) – Desa Klatanlo
9. Sr. Nikolin (60 tahun) – Desa Klatanlo
Dampak Material
Selain korban jiwa dan luka-luka, erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki juga mengakibatkan kerusakan material yang cukup parah. Sebanyak 23 rumah dan 7 unit sekolah rusak akibat aktivitas vulkanik yang terus berlangsung.
Lokasi Pengungsian
Saat ini, pengungsi tersebar di beberapa lokasi yang dijadikan tempat evakuasi darurat, di antaranya:
1. Kantor Kecamatan Wulanggitang
2. SDK Kemiri
3. SMPN 1 Boru
4. CU Remaja Hokeng
5. Polsek Boru
6. Koramil Boru
7. Rumah warga Boru
8. Desa Konga
9. Desa Kobasoma
10. Desa Lewolaga
Tanggap Darurat dan Bantuan
Bantuan mulai berdatangan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah setempat, relawan, dan masyarakat. Bantuan berupa makanan siap saji, air minum, masker, obat-obatan, serta alas tidur mulai didistribusikan ke titik-titik pengungsian. Sementara itu, tenda-tenda pengungsi dan dapur umum dijadwalkan akan dibangun pada esok hari, 6 November 2024, di pusat pengungsian SD Hikong dan Aula Pastoran Boganatar.
Pemerintah Kabupaten Sikka juga mengerahkan tim evakuasi untuk membantu para korban terdampak. Meski demikian, jumlah pengungsi diperkirakan masih akan terus bertambah dalam beberapa hari ke depan.
Dengan status Awas yang masih berlaku, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti arahan pihak berwenang. Pemerintah juga mengajak semua pihak untuk turut serta dalam memberikan bantuan demi meringankan beban para pengungsi yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki. (Dn)