Jakarta, infoDKJ.com | Rabu, 4 Desember 2024
Dalam kehidupan sehari-hari, lisan memiliki peran yang sangat penting. Ucapan seseorang dapat menjadi sumber kebaikan atau sebaliknya, menjadi penyebab kerusakan. Dalam perspektif fiqih Islam, menjaga lisan adalah bagian dari akhlak mulia yang harus dimiliki setiap muslim. Berikut ini beberapa nasehat penting tentang menjaga lisan, berdasarkan ajaran Islam.
1. Jangan Mencela Kekurangan Orang Lain
Rasulullah SAW mengingatkan agar kita tidak mencela atau mempermalukan seseorang atas kekurangannya. Dalam sebuah hadits disebutkan:
يَا عَلِيُّ لَا تُعَيِّرْ أَحَدًا بِمَا فِيْهِ فَمَا مِنْ لَحْمٍ إِلَّا وَفِيْهِ عَظْمٌ وَلَا كَفَّارَةَ لِلْغِيْبَةِ حَتَّى يَسْتَحِلَّهُ أَوْ يَسْتَغْفِرَ لَهُ
> "Wahai Ali, janganlah engkau mencela seseorang karena sesuatu dalam dirinya (semisal kecacatan, atau pun kekurangan lainnya), karena tidak ada daging melainkan ada tulangnya. Dan tidak ada cara menebus dosa menggunjing sampai dia meminta maaf kepada orang yang digunjingkannya atau memintakan ampunan (membacakan istigfar) baginya."
Hal ini mengajarkan bahwa mencela sesama adalah perbuatan yang tidak dibenarkan. Setiap manusia memiliki kekurangan, sehingga mencela orang lain hanya akan membuka aib diri sendiri. Jika sudah terlanjur melukai seseorang dengan ucapan, maka satu-satunya cara adalah meminta maaf atau memohonkan ampunan untuk orang tersebut.
2. Lisan: Jalan Menuju Surga atau Neraka
Lisan merupakan anugerah yang diberikan Allah kepada manusia, namun penggunaannya harus penuh kehati-hatian. Dalam hadits lain, Rasulullah SAW bersabda:
يَا عَلِيُّ، مَا خَلَقَ اللهُ فِي الْإِنْسَانِ أَفْضَلَ مِنَ اللِّسَانِ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ وَيَدْخُلُ النَّارَ فَاسْجُنْهُ فَإِنَّهُ كَلْبٌ عقور
> "Wahai Ali, Allah tidak menciptakan di dalam diri manusia sesuatu yang lebih utama daripada lisan. Dengan lisan seseorang bakal masuk ke surga, dan karena lisan juga seseorang bisa masuk ke neraka. Maka ikatlah lisan, karena lisan itu ibarat anjing galak."
Hadits ini menekankan pentingnya menjaga ucapan. Lisan dapat membawa seseorang menuju ridha Allah jika digunakan untuk kebaikan, seperti berdzikir, berbicara jujur, dan menyampaikan kebaikan. Namun, lisan juga dapat menjadi sumber dosa besar, seperti berbohong, memfitnah, atau berkata kasar. Oleh karena itu, mengontrol lisan adalah salah satu bentuk menjaga keimanan.
3. Hindari Saling Melaknat Sesama Muslim
Islam mengajarkan umatnya untuk saling mendoakan dan menjaga persaudaraan. Melaknat sesama muslim atau makhluk hidup lainnya adalah perbuatan yang tidak hanya tercela, tetapi juga dapat berbalik kepada pelakunya. Rasulullah SAW bersabda:
يَا عَلِيُّ، لَا تَلْعَنْ مُسْلِمًا وَلَا دَابَّةً فَتَرْجِعَ اللَّعْنَةُ عَلَيْكَ
> "Wahai Ali, janganlah engkau melaknat seorang muslim, dan juga hewan, karena itu akan kembali pada dirimu sendiri."
Melaknat adalah doa buruk yang tidak dibenarkan dalam Islam. Sebaliknya, seorang muslim dianjurkan untuk mendoakan kebaikan, meskipun kepada orang yang pernah menyakitinya. Hal ini mencerminkan akhlak mulia yang ditanamkan oleh Rasulullah SAW.
Kesimpulan
Menjaga lisan adalah salah satu bentuk ibadah yang menunjukkan kesempurnaan akhlak seorang muslim. Melalui lisan, kita dapat menyebarkan kebaikan, menjaga keharmonisan, dan menghindarkan diri dari dosa. Ucapan yang baik akan membawa keberkahan, sedangkan ucapan yang buruk akan mendatangkan malapetaka, baik di dunia maupun di akhirat.
Sebagai penutup, marilah kita senantiasa menjaga lisan dengan selalu bertutur kata yang baik, menghindari celaan, dan memperbanyak dzikir kepada Allah SWT. Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang menggunakan lisan untuk kebaikan dan memperoleh ridha-Nya.
Wallahu a’lam bishawab.
Sumber: Ustadz Ali Mahrus