Jakarta, infoDKJ.com | Dewan Adat Badan Musyawarah (Bamus) Betawi melakukan silaturahmi ke kediaman mantan Gubernur DKI Jakarta sekaligus tokoh Betawi yang dihormati, Fauzi Bowo (Bang Foke), yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Bamus Betawi. Pertemuan berlangsung hangat dan penuh kekeluargaan, membahas masa depan Betawi di tengah perubahan era global dan status Jakarta yang tak lagi menjadi ibu kota. Selasa (21 Januari 2025).
Dalam pertemuan tersebut, Ketua Dewan Adat Bamus Betawi, Eki Pitung, menyampaikan pentingnya menjaga persatuan dan fokus pada kepentingan masyarakat Betawi. "Politik Pilkada sudah selesai. Kini, ada hal yang jauh lebih besar, yaitu menjaga kepentingan kaum Betawi di era global, khususnya setelah Jakarta tidak lagi menjadi ibu kota," ujarnya.
Senada dengan itu, Fauzi Bowo (Bang Foke) mengungkapkan harapannya agar seluruh elemen masyarakat Betawi tetap guyub dan bersatu. "Kita harus bersama-sama menjaga nama baik Betawi dan khususnya Bamus Betawi sebagai wadah pemersatu masyarakat," kata Bang Foke.
Sekretaris Majelis Adat Bamus Betawi, Kyai Yusuf Aman, menegaskan bahwa Fauzi Bowo adalah simbol pemersatu masyarakat Betawi. "Bang Foke adalah sosok yang bisa menyatukan kita semua. Hal ini sangat kami yakini, dan pertemuan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat persatuan," tuturnya.
Ketua Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB), Beki Mardani, juga menambahkan pentingnya menjaga pelestarian budaya Betawi di tengah tantangan zaman. "Tidak ada kata lain, kita harus bersama-sama menjaga pelestarian budaya Betawi dan mendorong kemajuan masyarakat Betawi ke depan," tegasnya.
Eki Pitung menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada Bang Foke atas kesediaannya menerima silaturahmi tersebut. "Pertemuan ini seperti air sejuk di tengah padang pasir yang tandus. Saya sangat takzim kepada beliau, dan diskusi tadi seperti seorang ayah dengan anaknya. Saya akan menjadi anak yang baik dan mengikuti arahan beliau demi kemajuan Betawi," pungkas Eki Pitung.
Silaturahmi ini menjadi momen penting untuk mempererat persatuan dan kerja sama antar elemen masyarakat Betawi, sekaligus mempertegas komitmen dalam menjaga warisan budaya Betawi di tengah dinamika perubahan zaman.
(Yayang)