Jakarta, infoDKJ.com | Kamis, 30 Januari 2025
Serial Tarbawiyah #05Oleh: Admin Robbani Mediatama (RS)
"Kecuali orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (Asy-Syu'ara: 89)
Menggapai Kebahagiaan dengan Hati yang Bersih
Setiap insan mendambakan kebahagiaan. Bagi seorang Muslim, kebahagiaan yang hakiki adalah kebahagiaan di dunia dan akhirat. Untuk mencapainya, diperlukan usaha yang sungguh-sungguh, salah satunya dengan memiliki qalbun salim (hati yang bersih).
Allah SWT berfirman:
وَلَا تُخۡزِنِى يَوۡمَ يُبۡعَثُونَ (87) يَوۡمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ (88) إِلَّا مَنۡ أَتَى ٱللَّهَ بِقَلۡبٍ سَلِيمٍ (89)
"Janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan. (Yaitu) pada hari ketika tidak berguna (lagi) harta dan anak-anak, kecuali orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (Asy-Syu'ara: 87-89)
Menurut Imam Ibnu Katsir, qalbun salim adalah hati yang selamat dari dosa dan kesyirikan. Oleh karena itu, tarbiyah berperan penting dalam membentuk qalbun salim dengan salah satu fokusnya adalah wayuzakkihim (membersihkan jiwa).
Allah SWT berfirman:
هُوَ ٱلَّذِى بَعَثَ فِى ٱلۡأُمِّيِّۦنَ رَسُولًا مِّنۡهُمۡ يَتۡلُواْ عَلَيۡهِمۡ ءَايَٰتِهِۦ وَيُزَكِّيهِمۡ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡحِكۡمَةَ وَإِن كَانُواْ مِن قَبۡلُ لَفِى ضَلَٰلٍ مُّبِينٍ
"Dialah yang mengutus seorang Rasul (Nabi Muhammad) kepada kaum yang buta huruf dari (kalangan) mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, serta mengajarkan kepada mereka Kitab (Al-Qur’an) dan Hikmah (Sunah), meskipun sebelumnya mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (Al-Jumu'ah: 2)
Langkah Menuju Hati yang Bersih
Allah SWT berfirman:
وَلَا تُخۡزِنِى يَوۡمَ يُبۡعَثُونَ (87) يَوۡمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ (88) إِلَّا مَنۡ أَتَى ٱللَّهَ بِقَلۡبٍ سَلِيمٍ (89)
"Janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan. (Yaitu) pada hari ketika tidak berguna (lagi) harta dan anak-anak, kecuali orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (Asy-Syu'ara: 87-89)
Menurut Imam Ibnu Katsir, qalbun salim adalah hati yang selamat dari dosa dan kesyirikan. Oleh karena itu, tarbiyah berperan penting dalam membentuk qalbun salim dengan salah satu fokusnya adalah wayuzakkihim (membersihkan jiwa).
Allah SWT berfirman:
هُوَ ٱلَّذِى بَعَثَ فِى ٱلۡأُمِّيِّۦنَ رَسُولًا مِّنۡهُمۡ يَتۡلُواْ عَلَيۡهِمۡ ءَايَٰتِهِۦ وَيُزَكِّيهِمۡ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡحِكۡمَةَ وَإِن كَانُواْ مِن قَبۡلُ لَفِى ضَلَٰلٍ مُّبِينٍ
"Dialah yang mengutus seorang Rasul (Nabi Muhammad) kepada kaum yang buta huruf dari (kalangan) mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, serta mengajarkan kepada mereka Kitab (Al-Qur’an) dan Hikmah (Sunah), meskipun sebelumnya mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (Al-Jumu'ah: 2)
Langkah Menuju Hati yang Bersih
1. Interaksi dengan Al-Qur’an
Tilawah, tadabbur, hifz, dan pengamalan Al-Qur’an menjadi cara utama dalam memperbaiki hati agar mencapai qalbun salim.
Allah SWT berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ قَدۡ جَآءَتۡكُم مَّوۡعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمۡ وَشِفَآءٌ لِّمَا فِى ٱلصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحۡمَةٌ لِّلۡمُؤۡمِنِينَ
"Wahai manusia, sungguh telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur’an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi sesuatu (penyakit) yang terdapat dalam dada, serta petunjuk dan rahmat bagi orang-orang mukmin.” (Yunus: 57)
Beberapa amalan yang bisa dilakukan dalam tarbiyah untuk meningkatkan interaksi dengan Al-Qur’an:
• Memperbaiki bacaan Al-Qur’an.
• Membaca wirid Al-Qur’an satu juz setiap hari.
• Mentadabburi dan mendengarkan Al-Qur’an.
• Menghafal serta mengamalkan ajaran Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
2. Menambah Ilmu
Ilmu adalah cahaya yang menerangi hati. Rasulullah SAW bersabda:
• Membaca wirid Al-Qur’an satu juz setiap hari.
• Mentadabburi dan mendengarkan Al-Qur’an.
• Menghafal serta mengamalkan ajaran Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
2. Menambah Ilmu
Ilmu adalah cahaya yang menerangi hati. Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya perumpamaan bagi petunjuk dan ilmu yang Allah wahyukan kepadaku seperti air hujan (yang baik) yang Allah turunkan ke bumi.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Imam Ibnul Qayyim berkata:
"Allah SWT menjadikan ilmu bagi hati laksana air hujan bagi tanah. Sebagaimana tanah tidak akan hidup tanpa air hujan, demikian pula hati tidak akan hidup tanpa ilmu.”
Dalam tarbiyah, menuntut ilmu menjadi agenda utama yang tidak boleh diabaikan, seperti:
• Kajian dan telaah kitab/buku.
• Diskusi serta sharing ilmu.
3. Memperbanyak Dzikir dan Doa
Allah SWT berfirman:
أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
"Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.” (Ar-Ra’d: 28)
Dzikir yang dianjurkan dalam aktivitas tarbiyah antara lain:
• Al-Ma’tsurat pagi dan petang.
• Dzikir harian seperti istighfar 100 kali, shalawat Nabi, dan tahlil.
Imam Ibnul Qayyim berkata:
"Allah SWT menjadikan ilmu bagi hati laksana air hujan bagi tanah. Sebagaimana tanah tidak akan hidup tanpa air hujan, demikian pula hati tidak akan hidup tanpa ilmu.”
Dalam tarbiyah, menuntut ilmu menjadi agenda utama yang tidak boleh diabaikan, seperti:
• Kajian dan telaah kitab/buku.
• Diskusi serta sharing ilmu.
3. Memperbanyak Dzikir dan Doa
Allah SWT berfirman:
أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
"Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.” (Ar-Ra’d: 28)
Dzikir yang dianjurkan dalam aktivitas tarbiyah antara lain:
• Al-Ma’tsurat pagi dan petang.
• Dzikir harian seperti istighfar 100 kali, shalawat Nabi, dan tahlil.
• Dzikir dalam berbagai situasi (saat hujan, bercermin, masuk/keluar rumah, dll.).
Selain itu, doa juga menjadi sarana membersihkan hati karena dengan berdoa, seorang hamba memasrahkan dirinya kepada Allah SWT.
4. Membersamai Orang Shaleh
Berkumpul dengan orang shaleh akan memberikan pengaruh positif dalam perjalanan tarbiyah. Rasulullah SAW bersabda:
Selain itu, doa juga menjadi sarana membersihkan hati karena dengan berdoa, seorang hamba memasrahkan dirinya kepada Allah SWT.
4. Membersamai Orang Shaleh
Berkumpul dengan orang shaleh akan memberikan pengaruh positif dalam perjalanan tarbiyah. Rasulullah SAW bersabda:
"Perumpamaan kawan yang baik dan kawan yang buruk seperti seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu hadiah, atau engkau membeli darinya, atau engkau mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, mungkin ia akan membakar pakaianmu, atau engkau mendapatkan bau yang buruk." (HR. Bukhari dan Muslim)
Sahabat Umar bin Khattab RA pernah berpesan:
"Tidaklah seseorang diberikan kenikmatan setelah Islam, yang lebih baik daripada kenikmatan memiliki saudara (seiman) yang saleh. Apabila engkau mendapati salah seorang sahabat yang saleh, maka peganglah erat-erat.” (Quutul Qulub)
Sahabat Umar bin Khattab RA pernah berpesan:
"Tidaklah seseorang diberikan kenikmatan setelah Islam, yang lebih baik daripada kenikmatan memiliki saudara (seiman) yang saleh. Apabila engkau mendapati salah seorang sahabat yang saleh, maka peganglah erat-erat.” (Quutul Qulub)
Penutup
Demikian beberapa langkah dalam proses tarbiyah untuk mencapai qalbun salim. Semoga Allah SWT memberikan taufik dan hidayah-Nya agar kita dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Editor: Adang
Demikian beberapa langkah dalam proses tarbiyah untuk mencapai qalbun salim. Semoga Allah SWT memberikan taufik dan hidayah-Nya agar kita dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Editor: Adang