Jakarta, infoDKJ.com | Tokoh pemuda Muhammad Rifqi, atau yang akrab disapa Eki Pitung, mengungkapkan kekagumannya terhadap Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Anwar Ibrahim, khususnya dalam hal wawasan sejarah, budaya, dan kuliner Nusantara, termasuk makanan khas Betawi.
Hal tersebut terungkap saat Eki Pitung mendapat kehormatan menjadi narasumber dalam forum Malaysia Madani yang berlangsung di Institut Kenegaraan Perdana, Kuala Lumpur, pada 25-28 Februari 2025. Dalam forum tersebut, Eki Pitung hadir sebagai bagian dari Barisan Pemuda Nusantara (Bapera), di mana ia menjabat sebagai Wakil Ketua Umum, mendampingi Ketua Umum Bapera, Fahd El Fouz Arafiq.
Sebagai tamu kehormatan, Eki Pitung turut menghadiri jamuan makan malam bersama PM Malaysia, Anwar Ibrahim, bersama para narasumber lainnya.
"Beliau sangat humble, santun, dan ramah. Sosok yang bersahaja dan tidak merasa dirinya orang besar, padahal beliau adalah salah satu tokoh berpengaruh di Asia bahkan dunia," ujar Eki Pitung dalam keterangannya, Jumat (28/2/2025).
PM Malaysia Kenal Kuliner Betawi
Sebagai Ketua Umum Dewan Adat Bamus Betawi, Eki Pitung juga berbincang dengan Anwar Ibrahim mengenai kuliner khas Betawi. Ia mengaku terkejut saat mengetahui bahwa PM Malaysia memiliki wawasan luas tentang makanan Nusantara dan bahkan masih mengingat berbagai hidangan khas Betawi.
"Ternyata daya ingatan dan fisiknya masih sangat kuat, bahkan beliau tahu betul tentang kuliner Nusantara," ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Anwar Ibrahim juga berbagi kisah tentang perjalanannya bersama tokoh-tokoh Indonesia, termasuk Presiden ke-3 RI, BJ Habibie, yang disebutnya sebagai sosok inspiratif.
Tak hanya itu, PM Malaysia juga mengungkap asal-usul namanya. Ia bercerita bahwa nama "Anwar" diberikan oleh ibunya karena kekagumannya terhadap sastrawan besar Indonesia, Chairil Anwar.
Forum Malaysia Madani ini menjadi ajang penting dalam mempererat hubungan antara pemuda Nusantara dan Malaysia. Selain itu, acara ini juga menunjukkan bahwa nilai-nilai budaya, sejarah, dan persahabatan tetap menjadi jembatan yang memperkokoh hubungan kedua bangsa.
(Yayang)