Cipayung, 27 Februari 2025 | infoDKJ.com
Menjadi seorang mubaligh atau pendakwah bukan hanya sekadar menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat, tetapi juga menjaga integritas, ilmu, serta akhlak yang mulia. Seorang mubaligh yang bermartabat harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang Islam, menyampaikan dakwah dengan bijak, dan menjadi teladan bagi umat.
Lalu, bagaimana cara menjadi mubaligh yang bermartabat? Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan.
1. Pengertian Mubaligh yang Bermartabat
Mubaligh adalah seseorang yang bertugas menyampaikan ajaran Islam dengan penuh hikmah dan kebijaksanaan. Namun, tidak semua mubaligh memiliki martabat yang tinggi. Mubaligh yang bermartabat adalah mereka yang menjaga kehormatan diri, keilmuan, dan metode dakwahnya sehingga benar-benar membawa manfaat bagi umat.
2. Karakteristik Mubaligh yang Bermartabat
Untuk menjadi mubaligh yang dihormati dan berpengaruh dalam masyarakat, ada beberapa karakteristik yang harus dimiliki, antara lain:
✅ Memiliki Ilmu yang Luas
Seorang mubaligh harus memahami Al-Qur'an, Hadis, fiqih, serta ilmu-ilmu lainnya yang berkaitan dengan dakwah. Ilmu yang mendalam akan membuat dakwahnya lebih kredibel dan tidak menyesatkan.
✅ Mengamalkan Apa yang Disampaikan
Keteladanan adalah kunci utama dalam dakwah. Seorang mubaligh harus menjadi contoh nyata dari ajaran Islam yang ia sampaikan.
✅ Berakhlak Mulia
Akhlak yang baik akan membuat dakwah lebih diterima oleh masyarakat. Seorang mubaligh harus bersikap santun, tidak mudah marah, dan tidak menyinggung perasaan orang lain dalam berdakwah.
✅ Bersikap Bijaksana dan Menggunakan Metode yang Tepat
Allah berfirman dalam Al-Qur'an:
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik serta berdebatlah dengan mereka dengan cara yang lebih baik." (QS. An-Nahl: 125)
Seorang mubaligh harus tahu kapan dan bagaimana menyampaikan dakwah agar tidak menimbulkan perpecahan di tengah masyarakat.
✅ Menjaga Kehormatan Diri
Mubaligh harus menghindari hal-hal yang dapat merusak kredibilitasnya, seperti mencari keuntungan pribadi, bersikap fanatik berlebihan, atau menyebarkan ujaran kebencian.
3. Tantangan Menjadi Mubaligh yang Bermartabat
Di era modern, dakwah menghadapi berbagai tantangan yang harus dihadapi dengan strategi yang tepat, di antaranya:
🔹 Perkembangan Teknologi
Media sosial menjadi alat dakwah yang efektif, tetapi juga bisa menjadi jebakan jika digunakan secara tidak bijak. Seorang mubaligh harus mampu menyesuaikan metode dakwahnya dengan perkembangan teknologi.
🔹 Pluralitas Masyarakat
Masyarakat saat ini sangat beragam dalam hal budaya, pemikiran, dan keyakinan. Oleh karena itu, mubaligh harus menyampaikan pesan Islam dengan damai, toleran, dan inklusif.
🔹 Godaan Popularitas dan Materi
Seorang mubaligh harus menjaga niatnya agar tidak terjebak dalam popularitas atau keuntungan duniawi. Dakwah sejatinya adalah ibadah, bukan sekadar panggung pencitraan.
4. Cara Menjadi Mubaligh yang Bermartabat
Ada beberapa langkah penting yang bisa dilakukan untuk menjadi mubaligh yang bermartabat, antara lain:
✅ Terus Belajar dan Mengembangkan Ilmu
Seorang mubaligh harus selalu memperkaya ilmunya dengan mengikuti kajian, membaca kitab-kitab ulama, serta memahami konteks sosial masyarakat.
✅ Menjaga Keikhlasan dalam Berdakwah
Dakwah yang dilakukan harus murni karena Allah, bukan untuk mendapatkan pujian atau keuntungan pribadi.
✅ Beradaptasi dengan Metode Dakwah yang Efektif
Gunakan berbagai pendekatan dakwah, seperti media sosial, ceramah interaktif, dan diskusi yang membangun.
✅ Menjaga Perkataan dan Perbuatan
Hindari ujaran kebencian dan ajakan yang dapat memecah belah umat. Dakwah harus membawa persatuan dan kedamaian.
Kesimpulan
Menjadi mubaligh yang bermartabat bukan hanya tentang berbicara di depan umum, tetapi juga tentang akhlak, ilmu, dan keikhlasan dalam menyampaikan kebaikan. Dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Islam serta menjaga keikhlasan dalam berdakwah, seorang mubaligh dapat menjadi cahaya bagi masyarakat dan memberikan manfaat yang nyata bagi umat.
Semoga kita semua bisa menjadi penyebar dakwah yang penuh hikmah, keberkahan, dan manfaat bagi sesama. Aamiin.
Ridwan Abu Miftha KMI
Editor: Adang