Jakarta, infoDKJ.com | Dewan Adat Bamus Betawi bersama Syarikat Islam (SI) DKI Jakarta dan Yayasan Salman Peduli Berkarya mengadakan acara silaturahmi tokoh Betawi serta santunan kepada 1.000 anak yatim piatu. Kegiatan ini juga dirangkaikan dengan buka puasa bersama serta dukungan terhadap Program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang berlangsung di Gedung Padepokan Pencak Silat, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jumat (21/3/2025).
Ketua Dewan Adat Bamus Betawi, Muhammad Rifqi atau yang lebih dikenal sebagai Eki Pitung, menegaskan bahwa santunan anak yatim ini telah menjadi agenda tahunan yang rutin dilakukan sebagai bentuk kepedulian sosial. "Sejak 2008, setiap bulan Ramadan saya selalu menyantuni 1.000 anak yatim. Alhamdulillah, tahun ini kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Yayasan Salman Peduli Berkarya," ungkapnya.
Lebih lanjut, Eki Pitung menekankan bahwa program ini selaras dengan kebijakan Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, terutama dalam mewujudkan program makan siang bergizi gratis bagi siswa sekolah dasar.
"Kami dari masyarakat Betawi turut mendukung dan mendoakan agar program ini berjalan dengan lancar serta membawa manfaat yang besar bagi bangsa dan negara," tambahnya.
Dukungan terhadap Program Pemerintah
Wakil Ketua Umum Dewan Adat Bamus Betawi, Heikal Safar, menegaskan komitmen pihaknya dalam mendukung kebijakan pemerintah, khususnya terkait program makan bergizi gratis.
"Program ini mendapat respons positif dari masyarakat. Jika ke depan ada pengembangan atau perluasan cakupan, kami siap untuk turut serta menyukseskannya," ujar Heikal.
Ia juga memahami bahwa dalam implementasinya, masih ada tantangan di lapangan. "Dengan skala yang begitu besar, tentu ada beberapa kendala yang harus dihadapi. Namun, yang terpenting adalah manfaatnya bisa dirasakan oleh masyarakat luas," jelasnya.
Pemberdayaan Perempuan Betawi
Dalam kesempatan ini, Bamus Betawi juga meresmikan pengangkatan Bu Nova sebagai Ketua Lembaga Otonom Perempuan untuk masa bakti hingga 2028. Eki Pitung menegaskan bahwa perempuan Betawi harus memiliki peran lebih besar dalam pembangunan.
"Kami ingin perempuan Betawi tidak hanya identik dengan ‘kasur, sumur, dapur’. Mereka harus berdaya, berkontribusi dalam pemberdayaan UMKM, perlindungan anak, serta isu-isu sosial lainnya seperti kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)," jelasnya.
Acara ini diharapkan menjadi momentum untuk mempererat silaturahmi masyarakat Betawi serta memperkuat komitmen dalam mendukung berbagai program kesejahteraan sosial demi kemajuan bangsa.
(Yayang)