Jakarta, infoDKJ.com | Rabu, 12 Maret 2025
Kisah kematian Abu Thalib menjadi pelajaran berharga tentang bagaimana seseorang bisa terhalang dari menerima hidayah, meskipun berada di dekat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagai paman dan pelindung Rasulullah, Abu Thalib memiliki kedekatan yang luar biasa dengan Islam. Namun, pada akhirnya, ia meninggal dalam keadaan tidak memeluk agama yang dibawa keponakannya.
Mengapa Abu Thalib tidak mendapatkan hidayah? Setidaknya ada tiga sebab utama yang menjadi penghalangnya.
1. Berteman dengan Orang yang Buruk
Salah satu faktor yang membuat seseorang sulit menerima hidayah adalah lingkungan pertemanan yang buruk. Dalam kasus Abu Thalib, ia memiliki hubungan dekat dengan Abu Jahal, seorang tokoh Quraisy yang dikenal sebagai penentang utama dakwah Rasulullah. Pengaruh buruk dari teman dekat ini menjadi penghalang besar bagi Abu Thalib untuk menerima Islam.
Allah Ta'ala berfirman:
"Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu sebagai teman dekatku."
(QS. Al-Furqan: 28)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
"Seseorang itu tergantung agama teman dekatnya. Oleh karena itu, salah satu di antara kalian hendaknya memperhatikan siapa yang dia jadikan teman dekatnya."
(HR. Abu Dawud no. 4833 dan At-Tirmidzi no. 2378)
Bukti nyata dari pengaruh buruk ini terlihat dalam peristiwa menjelang kematian Abu Thalib. Saat Rasulullah mencoba membimbingnya mengucapkan kalimat tauhid, Abu Jahal justru mengingatkannya akan kebesaran nenek moyang mereka dan menyesatkannya dari jalan Islam.
2. Mengagungkan Budaya Nenek Moyang yang Bertentangan dengan Syariat Islam
Banyak orang yang enggan menerima kebenaran karena merasa terikat dengan tradisi nenek moyangnya. Abu Thalib adalah salah satunya. Meski hatinya condong pada Islam, ia tidak berani meninggalkan ajaran leluhurnya karena tekanan dari lingkungan dan budaya yang telah mengakar kuat.
Allah Ta'ala berfirman:
"Dan apabila dikatakan kepada mereka: 'Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah (Al-Qur’an dan As-Sunnah)', mereka menjawab: '(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami.'"
(QS. Al-Baqarah: 170)
Ketika kelak dihisab pada hari kiamat, Allah tidak akan menanyakan apakah seseorang mengikuti ajaran orang tua atau nenek moyangnya. Yang akan dimintai pertanggungjawaban adalah sejauh mana seseorang mengamalkan ajaran yang telah diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
3. Takut Celaan Manusia
Salah satu penyebab utama Abu Thalib tidak masuk Islam adalah karena ia takut akan celaan dan cemoohan kaumnya. Dalam sebuah syair yang diriwayatkan darinya, ia mengakui bahwa Islam adalah agama terbaik, namun ia enggan mengucapkan syahadat karena takut terhadap reaksi masyarakat.
"Sungguh aku telah mengetahui agama Muhammad itu adalah sebaik-baik agama yang dipeluk oleh manusia. Kalaulah bukan takut celaan atau menghindari cacian orang, maka aku akan masuk Islam."
Hal ini menjadi pelajaran bahwa banyak orang yang tersesat bukan karena mereka tidak mengetahui kebenaran, tetapi karena mereka takut menghadapi konsekuensi sosial. Rasa takut dikucilkan oleh keluarga, masyarakat, atau lingkungan kerja sering kali membuat seseorang menolak kebenaran.
Kesimpulan: Waspadai Penghalang Hidayah
Sebagaimana ajaran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam akan terus ada hingga hari kiamat, begitu pula para penentang seperti Abu Jahal akan terus bermunculan di berbagai zaman dan tempat. Karakter mereka akan terus berulang dalam berbagai bentuk, menghalangi orang-orang dari menerima hidayah.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu berhati-hati terhadap tiga penghalang hidayah ini: lingkungan pertemanan yang buruk, sikap fanatik terhadap tradisi nenek moyang yang bertentangan dengan Islam, serta ketakutan terhadap celaan manusia. Semoga Allah senantiasa membimbing kita dalam menerima dan mempertahankan hidayah-Nya.
Oleh: Ustadz Sofyan Chalid Idham Ruray
Artikel ini dapat dijadikan bahan renungan bagi kita semua agar senantiasa menjaga diri dari faktor-faktor yang dapat menghalangi hidayah. Semoga bermanfaat.
Editor: Adang