Jakarta, infoDKJ.com | Jumat, 25 April 2025
Kontroversi soal keaslian ijazah Presiden Joko Widodo kembali menyeruak ke permukaan. Isu lama ini mencuat lagi setelah sejumlah tokoh, termasuk mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo, menyuarakan dugaan bahwa ijazah Jokowi adalah palsu.
Tuduhan tersebut langsung menuai perhatian publik dan memicu langkah hukum dari pihak-pihak yang merasa tudingan itu menyesatkan dan provokatif.
Pada Kamis (24/4/2025), sejumlah advokat dari organisasi Peradi Bersatu mendatangi Bareskrim Polri dengan niat melaporkan dugaan ijazah palsu Jokowi. Mereka membentuk tim bernama Advocate Public Defender.
Namun, laporan tersebut tak diterima. Bareskrim menyarankan agar pelaporan dialihkan ke Polda Metro Jaya karena mempertimbangkan lokasi kejadian.
“Setelah berkonsultasi, laporan diarahkan ke Polda Metro Jaya. Ini soal locus delicti, karena kejadian menyebarnya tuduhan terjadi di Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan,” ujar salah satu anggota tim, Lechuman.
Tak lama setelah itu, situasi berbalik. Empat sosok yang kerap menyuarakan isu ijazah palsu Jokowi justru dilaporkan ke polisi. Laporan dilayangkan ke Polres Metro Jakarta Pusat oleh organisasi masyarakat Pemuda Patriot Nusantara bersama relawan Jokowi.
Kuasa hukum pelapor, Rusdiansyah, menyebutkan keempat terlapor itu adalah RS, RSM, RF, dan seorang perempuan berinisial TT — yang salah satunya dikonfirmasi sebagai mantan menteri.
Respons Terlapor: “Kami Tidak Gentar”
Keempat orang yang dilaporkan antara lain Roy Suryo, ahli digital forensik Rismon Sianipar, dokter Tifauzia Tyassuma, dan Wakil Ketua TPUA Rizal Fadillah. Meski menghadapi proses hukum, tanggapan mereka justru menunjukkan kepercayaan diri tinggi.
Roy Suryo menegaskan, “Kami tidak menuduh tanpa dasar. Kami menggunakan pendekatan ilmiah dan teknologi. Kalau itu dianggap penghasutan, silakan. Publik bisa menilai.”
Sementara itu, Rismon Sianipar bersikukuh bahwa analisis digital yang dilakukannya dapat dipertanggungjawabkan. “Saya tidak akan mundur. Semua temuan saya bisa diuji secara ilmiah, bahkan oleh forensik Bareskrim sekalipun.”
Tifauzia Tyassuma yang aktif menyuarakan kritik melalui media sosial bahkan menyambut pelaporan tersebut. “Dilaporkan? Bagus. Saatnya saya tagih janji Presiden untuk memperlihatkan ijazah aslinya di pengadilan,” tulisnya di akun @DokterTifa.
Rizal Fadillah hingga kini belum memberikan pernyataan resmi.
Reaksi Netizen: Pro-Kontra Membelah Dunia Maya
Isu ini pun ramai diperbincangkan netizen. Beberapa menilai pelaporan terhadap para penuduh sebagai langkah tepat. Namun, tidak sedikit juga yang menyarankan agar Jokowi langsung menunjukkan ijazahnya ke publik untuk meredam polemik.
"Kenapa ribet? Kalau memang asli, tunjukkan saja. Selesai perkara,” tulis seorang netizen.
Namun ada juga yang menilai isu ini tak layak dipersoalkan terus-menerus. “Mau mati nanti malaikat nggak nanya soal ijazah, tapi amal,” sindir pengguna lain.
UGM Buka Suara: Ijazah Jokowi Asli
Untuk meredam kegaduhan, Universitas Gadjah Mada (UGM) angkat bicara. Dekan Fakultas Kehutanan, Sigit Sunarta, menyatakan dengan tegas bahwa skripsi dan ijazah Jokowi asli. Menurutnya, gaya huruf yang dipermasalahkan — Times New Roman — sudah lazim digunakan di era tersebut.
“Mahasiswa tahun-tahun itu memang banyak yang menggunakan gaya huruf tersebut. Ada tempat percetakan di sekitar kampus yang menyediakan jasa itu sejak lama,” ujarnya.
Sigit juga menyarankan agar pihak-pihak yang meragukan sebaiknya membandingkan dengan skripsi mahasiswa lain di tahun yang sama. “Jokowi memang kuliah di sini, aktif di organisasi, menyelesaikan skripsi, dan lulus secara sah,” tegasnya.
Kesimpulan: Drama Belum Usai
Meski UGM telah memberikan klarifikasi, isu ijazah Jokowi masih terus bergulir. Proses hukum berjalan, pernyataan publik terus bermunculan, dan dunia maya pun terbagi. Apakah polemik ini akan segera berakhir atau justru semakin memanas? Waktu yang akan menjawab.
(Pray)