Jakarta, infoDKJ.com | Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, menyatakan dukungannya terhadap strategi Presiden Prabowo Subianto dalam merespons kebijakan tarif impor baru dari Presiden AS Donald Trump. Menurut Fadli, langkah strategis ini menegaskan komitmen pemerintah dalam memperkuat kedaulatan ekonomi dan kesejahteraan rakyat.
“Respon Presiden Prabowo sangat tepat. Di tengah arus proteksionisme global, Indonesia harus menunjukkan kepemimpinan dan keberanian. Ini bukan saatnya gentar,” ujar Fadli dalam keterangan tertulis, Sabtu (5/4/2025).
Fadli menyebut setidaknya ada tiga strategi utama yang sedang dijalankan Presiden Prabowo. Pertama, perluasan kemitraan dagang strategis ke berbagai kawasan dunia, termasuk penguatan hubungan dengan BRICS, ASEAN, serta negara-negara di Global South. Menurutnya, diversifikasi mitra dagang sangat penting di tengah ketidakpastian pasar global.
“Langkah ini juga sejalan dengan upaya Indonesia bergabung dalam OECD dan kerja sama ekonomi besar seperti RCEP, CP-TPP, IEU-CEPA, hingga I-EAEU CEPA,” jelas Fadli, yang sebelumnya menjabat Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen DPR RI.
Strategi kedua adalah percepatan hilirisasi sumber daya alam. Fadli menilai pendirian Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara menjadi tonggak penting dalam mewujudkan kedaulatan industri nasional.
“Kita tidak bisa terus-menerus menjadi eksportir bahan mentah. Hilirisasi adalah kunci menciptakan nilai tambah, lapangan kerja, dan pertumbuhan ekonomi jangka panjang,” tegasnya.
Adapun strategi ketiga yang dinilai sangat berdampak langsung adalah peningkatan daya beli masyarakat. Fadli menyoroti program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menyasar puluhan juta anak Indonesia sebagai fondasi perbaikan konsumsi dalam negeri dan budaya pangan lokal.
Selain itu, pemerintah juga akan membentuk 80.000 Koperasi Desa Merah Putih untuk memperkuat ekonomi desa dan menciptakan jutaan lapangan kerja baru.
“Ekonomi Indonesia akan kuat jika rakyatnya sejahtera. Strategi ini menyasar langsung ke akar permasalahan,” ucapnya.
Terkait kebijakan tarif dari AS, Fadli menyebutnya sebagai bentuk unilateralisme yang merugikan negara-negara berkembang. Meski begitu, ia optimistis Indonesia siap menghadapi tantangan itu dengan strategi yang telah disiapkan.
“Tarif Trump ini bisa jadi peluang. Dengan arah kebijakan yang tepat, kita bisa memperkuat orientasi ekonomi nasional dan berdiri lebih mandiri,” katanya.
Di akhir pernyataannya, Fadli menekankan pentingnya kerja sama dan solidaritas regional dalam merespons dinamika perdagangan global. Ia menyebut diplomasi budaya dan kerja sama ekonomi akan menjadi bagian integral dalam menyukseskan strategi nasional.
“Indonesia siap berperan aktif dalam membentuk tatanan perdagangan dunia yang lebih adil,” pungkasnya.
(Pray)