Jakarta, infoDKJ.com | Minggu, 20 April 2025
PERIODE MADINAH
KISAH RASULULLAH ﷺ
Shallu 'alan Nabi...
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّد
Wahsyi Mengincar Hamzah
Hindun binti Utbah sangat mendendam kepada Hamzah. Ia telah menjanjikan hadiah besar dan kebebasan kepada seorang budak, Wahsyi, apabila berhasil membunuh Hamzah. Dendam ini muncul karena Hamzah telah membunuh tiga orang keluarganya dalam Perang Badar.
Kini, Wahsyi mulai menjalankan tugasnya. Ia mengendap dengan lincah ke sana kemari untuk mencari keberadaan Hamzah bin Abdul-Muththalib.
Di kemudian hari, ketika ia sudah memeluk Islam, Wahsyi menceritakan peristiwa Uhud dengan air mata penuh penyesalan:
"Setelah dijanjikan hadiah dan kebebasan, aku berangkat bersama pasukan Quraisy. Aku adalah orang Habasyah yang jika sudah melemparkan tombak dengan cara Habasyah, jarang sekali meleset."
"Ketika pertempuran terjadi, kucari Hamzah dan kuincar dia. Kulihat dia di tengah-tengah orang banyak itu, seperti seekor unta kelabu yang membabati musuh dengan pedangnya."
"Lalu tombak kuayun-ayunkan, dan setelah merasa pasti, kulemparkan tombak itu tepat mengenai bagian bawah perutnya dan keluar di antara kedua kakinya. Kubiarkan tombak itu sampai dia mati. Sesudah itu, kuambil kembali tombakku dan kembali ke markas, karena tidak ada lagi tugas selain itu."
"Kubunuh dia hanya supaya aku dimerdekakan. Sesudah pulang ke Makkah, aku memang dimerdekakan."
Kegagahan Hamzah
Hamzah bin Abdul Muththalib adalah pahlawan Arab yang terkenal paling berani. Dalam Perang Uhud, ia menjelma menjadi singa Allah yang perkasa.
Dia berhasil membunuh banyak pemuka Quraisy, termasuk Artha bin Abdul Syurahbil. Setiap lawan yang dihadapinya tumbang oleh pedangnya.
Namun, setelah kematiannya, Hindun mendatangi jasad Hamzah. Dengan penuh kebencian, ia mengambil jantung Hamzah dan memakannya, sambil menari-nari.
Tubuh Hamzah ditemukan Rasulullah ﷺ dalam keadaan tercabik-cabik.
Kisah Qusman, Sang Munafik
Kaum muslimin bertempur dengan gagah, tetapi tidak semuanya mendapatkan surga. Contohnya adalah Qusman, seorang munafik.
Awalnya, ia enggan ikut perang, tetapi para wanita menghinanya:
"Qusman, tidak malukah kau seperti perempuan? Semua orang berperang, sementara kau hanya berdiam di rumah!"
Dengan emosi, Qusman mengambil panah dan pedang, lalu berangkat bertempur. Ia bertempur dengan gagah dan berhasil membunuh banyak musuh. Namun, menjelang senja, setelah membunuh setidaknya tujuh orang, ia justru bunuh diri.
Abdul Khaidaq berkata:
"Qusman, beruntung engkau mati syahid."
Namun, Qusman menjawab sebelum meninggal:
"Aku bertempur bukan demi Islam, tapi hanya untuk menjaga kehormatanku dan nama baik keluargaku. Kalau bukan karena itu, aku tidak akan berperang."
Kemenangan Awal Kaum Muslimin
Kemenangan kaum muslimin pada pagi hari Perang Uhud benar-benar di luar dugaan. Ini terjadi karena:
- Kepandaian Rasulullah ﷺ dalam mengatur pasukan, termasuk menempatkan pemanah di bukit untuk menghalau pasukan berkuda musuh.
- Keimanan yang kuat, sehingga meskipun jumlah dan perlengkapan minim, pasukan muslim mampu mendesak musuh yang hampir lima kali lebih besar.
Pasukan Quraisy mulai panik dan mundur. Abu Sufyan terpaksa mengumpulkan pasukannya di tengah, sementara sayap kiri di bawah Ikrimah sudah kocar-kacir.
Hanya Khalid bin Walid di sayap kanan yang masih bertahan, menunggu kesempatan untuk menyerang.
Kenangan kekalahan di Badar kembali menghantui pasukan Quraisy. Mereka lari pontang-panting, tak peduli lagi pada wanita-wanita mereka yang bisa tertawan atau harta yang bisa dirampas.
Hindun berteriak-teriak memberi semangat, tetapi pasukan Quraisy sudah tidak lagi mendengarkan. Mereka hanya berpikir:
"Mundur! Selamatkan diri!"
Kesalahan Fatal Kaum Muslimin
Sayangnya, justru di saat kemenangan hampir diraih, pasukan muslim melakukan kesalahan fatal...
Bersambung ke bagian 97 ...
Shallu 'alan Nabi...!
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّد
Sirah Nabawiyah: Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri